Yeremia: Nabi yang menangis


Baca: Yeremia 15:15-21; Ratapan 3:22-33



Bagaimana kita dapat terus melangkah maju ketika hidup terasa sulit? Dari mana kita menemukan kekuatan untuk menghadapi hari demi hati ketika kita tahu kepedihan ada di depan mata?  

Yeremia sering disebut “nabi yang menangis” karena besarnya kesulitan, rasa sepi, dan penderitaan yang ia alami selama 40 tahun melayani. Tugasnya adalah mengingatkan umat Allah bahwa Babel sudah dekat, siap menyerang dan menghancurkan mereka karena dosa-dosa mereka. Tidak heran, ia adalah sosok yang tidak populer. 

“Aku akan membuatmu menjadi tembok,” demikian janji Allah pada Yeremia. “Mereka akan melawanmu, tetapi tidak akan mengalahkanmu, sebab Aku menyertai engkau.” 

Yeremia tahu bagaimana rasanya sengsara. Sambil menangis, ia menyerukan firman Allah kepada rakyat yang marah dan penuh kebencian. Namun, ia tetap melakukannya. Hubungannya yang dekat dan akrab dengan Allah menjadi dasar karakternya, harapannya, dan ketahanannya. Ketika Yeremia ditinggalkan, ia masih ditopang oleh Allah, sahabatnya yang setia. 

“Tak berkesudahan kasih setia Tuhan,” demikian Yeremia merenung, “tak habis-habisnya rahmat-Nya.” Ketika hati Anda pedih, sang nabi yang menangis dapat membantu Anda melewati masa-masa tersebut dalam dekapan Allah yang mengasihi Anda dan takkan pernah melepaskan Anda.

Jadilah Bagian dari Perjalanan
Pelayanan Kami Seterusnya

Persembahan kasih yang Anda berikan kepada Our Daily Bread Ministries memampukan kami untuk terus menghasilkan beragam renungan, podcast, video, dan materi lainnya bagi orang-orang yang membutuhkan penghiburan sejati dari firman Tuhan.

DUKUNG KAMI

Misi kami adalah menjadikan hikmat Alkitab yang mengubahkan hidup dapat dimengerti dan diterima oleh semua orang.

©2025 Our Daily Bread Ministries. All Rights Reserved.