Kesaksian Kunjungan ke Panti Wreda

Sebagian kerinduan kami dalam pelayanan ini adalah menunjukkan kepedulian kepada opa-oma di panti wreda sembari membawakan materi-materi untuk menguatkan mereka.

Inilah secuplik kisah opa-oma terkasih yang berhasil kami temui di sana; mereka yang menemukan kebahagiaan nan sederhana dan tetap penuh semangat di tengah segala keterbatasan karena usia yang telah lanjut.

Panti Wreda Santa Ana, Teluk Gong

Saya datang ke panti wreda ini atas inisiatif sendiri. Istri saya sedang mengalami kelemahan tubuh dan harus dirawat secara intensif di rumah. Saya tidak ingin menambah beban bagi keluarga anak-anak saya oleh kehadiran saya. Jadi saya memilih tinggal di sini dan berbagi berkat kehidupan bersama teman-teman lansia.

Setiap kali ada tamu yg datang dan membawa makan di kotak plastik, selesai acara saya akan mengumpulkan kotak-kotak itu, mencucinya sampai bersih lalu menjualnya. Hasil penjualan akan saya berikan untuk mendukung pelayanan gereja. Usia tua tidak menghalangi saya untuk tetap menjadi berkat.

Di panti wreda ini kami senang berkumpul bersama teman-teman seangkatan kami. Teman kami yang kamarnya di pojok sana membuat usaha laundry mandiri. Ia mengumpulkan pakaian-pakaian kami, mencuci, dan membagikannya kembali kepada kami dalam keadaan bersih. Keuntungan yang ia dapatkan dari usaha itu ia berikan untuk mendukung pelayanan di gereja. Kalau kami tidak sanggup lagi melayani secara fisik karena keterbatasan kami maka kami bisa melayani Tuhan dengan cara yang berbeda. (Kesaksian salah satu opa di panti wreda Santa Ana).

“Halo apa kabar? Kamu lahir tahun berapa?” sambut seorang opa saat kami baru memasuki ruangan panti wreda. Salah satu dari kami segera menyebutkan tanggal lahir plus tahun kelahirannya. Lalu si opa langsung menghitung-hitung dengan tekun, kemudian berkata, “Kamu pasti lahir di hari Selasa!” katanya bangga. Dan teman kami langsung tersenyum senang mendengar tebakan opa. Kemudian Opa lanjut dengan menghitung-hitung waktu kelahiran tim kami dan memberitahukan hari apa kami dilahirkan. “Sebenarnya ini Opa lakukan, supaya Opa dapat melatih otak agar terus aktif sehingga tidak mudah lupa, “ begitulah ia menjelaskan pada kami. Kami mengangguk-angguk dan kagum dengan setiap usaha yang dilakukan untuk mengantisipasi kemunduran-kemunduran fisik karena usia yang bertambah. Menjadi tua bukan berarti menjadi tidak berguna. Namun justru dapat lebih fokus untuk menjadikan hidup ini menjadi lebih berkualitas. (Kesaksian opa WD di panti wreda Santa Ana)

Panti Wreda Karya Kasih, Jakarta Barat



Saya sebenarnya bukan pegawai tetap di panti wreda ini. Namun saya dengan sukarela ditempatkan di sini untuk membantu mengkoordinir oma-oma di sini. Sebenarnya di sini justru saya mendapat banyak pelajaran dari kehidupan mereka. Saat mereka bermain angklung, saya ikut belajar angklung. Saat mereka bernyanyi, saya ada bersama mereka. Saat mereka melakukan aktivitas lain seperti merajut, menyulam, dan lain sebagainya, saya pun ikut belajar. Usia senja tidak menjadi alasan bagi mereka semua untuk tidak berdaya guna. (Kesaksian pengurus panti wreda Karya Kasih)

“Apakah para oma memilih sendiri untuk tinggal di sini, atau ada yang memiliki cerita berbeda, Bu?” itulah pertanyaan saya kepada pengurus panti. Jawaban pengurus membuat hati saya lega. Katanya, “Penghuni panti kami semua datang dengan sukarela. Tentu ada yang bergabung karena tidak ada tempat bagi mereka di rumah anak-anak dan kerabatnya, jadi mereka tinggal di panti. Tapi mereka memutuskan tinggal di sini dengan besar hati. Bagaimanapun, mereka tidak ingin menjadi beban.” Saya mengangguk, lalu dengan hati-hati bertanya lagi, apakah keluarga mereka rutin datang mengunjungi para oma. “Ibu sepertinya khawatir mereka kesepian, ya?” si pengurus memandang saya. Dalam hati, saya terkejut ia bisa membaca maksud saya. Iya, urusan kesepian di masa tua sering mengganggu saya. Lalu ibu pengurus tersenyum. “Jangan khawatir, Bu. Kalau keluarga Oma tidak datang mengunjungi, kami yang akan mengantar Oma kepada mereka.”

Pelayanan Sukarela di kantor ODB

“Ini ada titipan oleh-oleh dari Padang untuk semua staff di kantor ODB!” Kabar gembira itu hadir di tengah-tengah kesibukan kantor di sore yang cerah. Kami semua menyambut gembira, bukan hanya karena oleh-olehnya, tetapi karena ketulusan Oma NN yang mengirimkannya untuk kami. Kami mengenal Oma NN saat beliau mengantarkan cucunya yang duduk di bangku SMA untuk magang di kantor ODB selama satu bulan. Beliau dengan tekun menunggu di resources center ODB selama cucunya mengerjakan tugas-tugas yang kami berikan. Sembari membaca buku-buku , Oma NN menghabiskan waktu dari pagi sampai sore. Kami kagum dengan beliau yang setia, bertanggungjawab, dan sabar menemani demi mendukung kesuksesan cucunya. Ada saatnya beliau juga membantu ODB mengemas buku-buku yang akan dikirimkan ke pembaca. Meski mungkin di rumah beliau memiliki asisten rumah tangga, namun di ODB, beliau bersedia melakukan apa pun demi mendukung pelayanan. Suatu teladan kerendahan hati yang bisa kami lihat dan warisi untuk diceritakan kepada banyak orang. (Kesaksian oma NN dari Padang)

Melihat semangat dan kerinduan Opa-Oma ini untuk terus berdaya guna dan menjalani usia senja dengan penuh sukacita, rindukah Anda menunjukkan kasih kepada mereka dan kepada orangtua/opa-oma/kerabat/orang terkasih di sekitar Anda?

Anda dapat menunjukkan kasih itu dengan memesan paket buku “Bersinar di Usia Emas” untuk Anda hadiahkan kepada kaum usia indah, atau mengirimkan donasi untuk mendukung pelayanan ini, agar semakin banyak Opa-Oma yang dapat kami jangkau lewat pelayanan ini. Klik tautan di bawah ini untuk memesan buku atau mengirimkan donasi Anda.

Bagikan Artikel ini!

Klik tautan di bawah ini untuk memesan buku atau mengirimkan donasi Anda.